Saturday, April 20, 2019

ASURANSI:Sakit ,NO;SEHAT,YES.Amin

Setelah sempat 2 kali kalah oleh kebimbangan dan urung hadir di acara sebelumnya, kali ini ,seperti biasa, harus keras pada diri sendiri. Saya putuskan harus hadir. Sekaligus untuk melatih diri agar kuat menghadapi plus mengatasi pergumulan apapun .Dan untuk wujudkan komitmen menjadi pembelajar seumur hidup dengan terus menambah wawasan. 15 April 2019,Senin,Topik kali ini membahas tentang market update terkait produk Asuransi oleh team Bank Assurance sebuah bank besar berkaliber Internasional. Produk yang dipromosikan adalah Asuransi jiwa namun ada pertanggungan kesehatan, juga mendapat manfaat investasi cukup besar sampai usia cukup panjang (99 thn? Seingat saya). Manfaat Investasi Akan gugur bila tertanggung meninggal lebih dari usia yang ditanggung. Ada pertanggungan untuk perawatan Rumah Sakit dengan berbagai kriteria penyakit hingga 5 x dari premi yang dibayar / thn,yang dibayarkan selama 7 x = 7 tahun ( mudah2an tak gagal paham) Wajar, sudah membayar premi mahal - mahal maka merasa harus mendapat manfaat yang setimpal dan optimal. Ada satu orang yang membahas agak berbeda. Perlakuan atas pembayaran premi asuransi, boleh tidak menjadi komponen biaya yang sudah dikenai pajak? Earning After Tax. (Sehingga bersifat final dan tidak dimasalahkan oleh pajak saat pelaporan SPT...mungkin ini arahnya) . Jawaban masih mengambang karena konon masing konsultan pajak beri jawaban berbeda-beda(?) Yang menarik namun berkesan ironis,(mungkin demi manfaat optimal)audience lebih antusias membahas tentang manfaat memiliki polis bila sakit yang berat berat/seram,Rawat inap di Rumah Sakit mahal, di Rumah Sakit terkenal Luar Negeri dst dst. (Dalam hati bergumam " Semahal-mahalnya","seterkenal-terkenalnya" tapi tetap lah Rumah Sakit ....bukan RUMAH SEHAT) Dalam pemahaman yang masih sangat dangkal, Asuransi awalnya mungkin memanfaatkan kearifan spirit sosial yang kemudian dikemas jadi produk keuangan kapitalis agar dana yang terhimpun bisa dikapitalisasi dan menjadi pendapatan/keuntungan bagi perusahaan pengelola asuransi. Singkatnya, spirit awalnya adalah Gotong Royong. Dalam perkembangannya Asuransi menjadi usaha yang menguntungkan,antar perusahaan asuransipun bersaing ketat. Agar tetap exist, selain berkreasi di pelayanan,(termasuk pelayanan kesehatan) juga di "pembagian" keuntungan ke pemegang polis. Sehingga semakin marak produk asuransi yang juga berkonten investasi.Tidak ada yang salah,Perusahaan Asuransi tak boleh lagi "serakah" Memperhitungkan nilai investasi kala tertanggung meninggal rasanya sangat masuk akal. Bisa jadi Tertanggung orang yang sangat sayang keluarga dan ingin meninggalkan Warisan/legacy untuk pewaris. Masih sepakat. Tapi membeli polis untuk lebih "fokus" ,paradigma bila sakit,itupun sakit yang "spesial" ,sakit yang mahal.......??????? Masih memaksakan berpikir positif, mungkin ybs tidak ingin merepotkan sanak keluarganya sehingga bila sakit bisa lebih "tenang".Dari segi biaya ada benarnya. Tapi ada keluarga sakit, meski si penderita sudah dicover banyak polis asuransi, dengan nilai pertanggungan besar, tetaplah menjadi beban (terutama) pikiran tidak hanya bagi keluarga tapi juga/apalagi bagi si penderita. Sangat Tidak Nyaman. Sebagai awam, setuju juga pemikiran mulia ingin tinggalkan Legacy ( dari hasil Investasi). Setuju juga keinginan mulia tidak merepotkan keluarga bila sakit. Tapi, kenapa ikut asuransi dengan men "setting" paradigma diri sendiri untuk sakit. Padahal ada banyak pendapat penyebab penyakit adalah (justru)karena Pikiran. Merenung-renung ,berandai andai membeli polis asuransi saya akan tetap focuskan pada Legacy dan Gotong Royong saja. Legacy dengan harapan pembayaran premi juga jadi investasi yang menguntungkan.Syukur-syukur kelak saat nya jatuh tempo masih bisa menikmati.Kalaupun tidak, bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi orang2 yang dicintai . Pertimbangan Gotong Royong sangat utama. Tidak apa bayar premi asuransi hitung2 untuk gotong royong membantu yang sakit. Saya sendiri mohon terus di beri Sehat, Surplus, Mandiri, Berkontribusi, sebagai pewujudan ungkapan syukur,sampai saat pinjaman waktu habis nanti . Renungan saya mendadak buyar saat seseorang mendatangi sambil berujar:"Acara sudah selesai, kalau mau ditinggal silahkan" Sayapun patuh. Segera beranjak pulang (LIFO,Last In First Out-Datang paling Akhir-Pulang paling Awal) Semarang, 21 April 2019 Habis Gelap,Terbitlah Terang-Selamat Hari Kartini

Approaching the tipping points

           Bunga Stimulus 2020 (pandemic covid) jauh lebih besar dari stimulus krisis 2008 Uang beredar 2020     lebih besar daripada saat k...